Hidup
sebagai seorang mahasiswa apalagi anak kos memiliki stereotype tersendiri seperti sering makan mie karena harga yang
lebih murah atau lebih sering jajan di luar karena kesibukan yang begitu padat.
kenyataannya memang sebagian besar mahasiswa sibuk dengan tugas kuliah dan
aktivitas tambahan seperti bekerja atau aktif di kegiatan mahasiswa. Kesibukan tersebut
menyebabkan mahasiswa lebih sering makan di warteg dan jika ingin memasak
seringkali masakan yang praktis seperti mie instan, nugget, sosis goreng ditambah
jika sering ngemil biasanya jajanan yang banyak cilok, sempol, telur gulung,
kue basah, potato-chips dan lain-lain.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan membeli makanan di luar, tetapi pilihlah
dengan bijak. Pikirkan apa yang kita makan dan apa akibatnya bagi tubuh kita.
Tubuh
kita membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi, protein sebagai unsur
pembangun tubuh, vitamin dan mineral sebagai unsur tambahan yang diperlukan
tubuh. Jika semua kebutuhan tersebut dapat dicukupi dengan seimbang maka tubuh
mampu menjalankan metabolisme dengan baik. Jika anda ingin sehat makanlah makanan
yang seimbang seperti yang diajarkan sewaktu SD, 4 sehat 5 sempurna. Asupan karbohidrat,
protein, dan lemak haruslah seimbang. Seringkali yang berlebihan adalah
karbohidrat dan lemak. Karbohidrat dan lemak yang berlebih akan diubah oleh
tubuh menjadi cadangan energi dalam bentuk lemak dan ini menyebabkan obesitas. Lemak
yang dikonsumsi tubuh terdapat dua jenis lemak baik dan lemak jahat. Nah, yang
sering masuk ke dalam ke tubuh adalah lemak jahat yang banyak pada gorengan, junk food, santan. Lemak jahat dapat
meningkatkan kolestrol dan efek buruknya menimbulkan penyakit jantung dan
stroke.
Selain
makanan yang seimbang, hindari kebiasaan ngemil terutama jajanan seperti
sempol, cilok, keripik kentang. Jajanan tersebut lebih banyak efek negative bagi
tubuh, misalnya kandungan garam yang terlalu tinggi pada keripik tidak baik
sebab dapat menyebabkan hipertensi, jajanan sempol dan cilok yang dijual
pedagang kaki lima menggunakan saus sebagai kuah. Saus yang digunakan
mengandung zat-zat kimia seperti pewarna makanan dan pengawet makanan yang sering
dilaporkan dapat memicu timbulnya penyakit kanker jika berlebihan. Hindari makanan-makanan
yang banyak mengandung zat aditif seperti pengawet, pewarna makanan, penguat
rasa, pemanis buatan. Sebab jika terlalu sering dan kadarnya sudah banyak di
tubuh dapat menimbulkan berbagai penyakit berbahaya.
Memang
di abad 21, perkembangan teknologi membuat umat manusia semakin mudah dalam
menjalankan aktivitas. Teknologi pangan juga semakin berkembang, adanya zat
aditif meningkatkan kualitas produksi makanan dan minuman. Zat aditif sebenarnya
memiliki banyak manfaat, misalnya penambahan pengawet pada makanan membuat
makanan menjadi lebih tahan lama dan memudahkan pengiriman ke berbagai tempat,
penambahan perisa makanan bermanfaat tidak perlu banyak penambahan buah jeruk
jika ingin menambah rasa jeruk pada makanan. Akan tetapi, penggunaan zat aditif
tersebut jika berlebihan dapat menimbulkan penyakit seperti hiperaktif pada anak,
alergi, tumor dan kanker. Bahkan ada sebagian masyarakat menggunakan zat aditif
berbahaya seperti boraks pada bakso, formalin pada mie basah. Penelitian Oleh karena
itu lebih baik hindari makanan yang mengandung banyak zat aditif. Mencegah lebih
baik bukan?
Selain
memilih makanan yang baik, perlu diimbangi dengan olahraga dan aktivitas fisik
serta pikiran yang positif. Akhirnya, semua tuntutan tugas dan pekerjaan
sebaiknya tidak membuat kita lupa dengan pentingnya menjaga kesehatan. Sebab jika
sakit diri sendiri yang akan susah apalagi anak kos yang jauh dari keluarga. sakit juga mahal, perlu biaya pengobatan dan biaya rumah sakit. jadi, hidup sehat adalah kebutuhan bukan sekedar kalimat keren 'healthy lifestyle'
Komentar
Posting Komentar