3 tahun tidak menulis di
blog, -whoo, lama sekali, hal ini karena aku yang memang malas
menulis di blog dan sibuk dengan kuliah. yap, aku masih kuliah. S1 sih sudah
selesai, tapi S2 belum selesai.
januari 2017 aku sudah
menyelesaikan skripsiku dan berhak menyandang gelar S. Pd dari almamaterku
Universitas Riau (UR) dan sekarang aku sedang berjuang mendapatkan gelar kedua,
M. Pd di Universitas negeri Malang (UM). Perjuangan S2 di Malang bukan hanya
tentang mendapatkan gelar tapi S2 di malang adalah tentang aku yang merasa
bahwa ilmuku ternyata sedikit dan dangkal sekali. Berikut refleksi selama aku
menjalani kuliah disini:
1. Membiasakan membaca sumber
bacaan baik buku atau jurnal internasional
saat di S1, aku terbiasa
membaca buku yang berbahasa indonesia, tetapi disini itu tidak cukup, ilmu
kimia yang tersedia dalam bahasa indonesia sangatlah terbatas dan juga
merupakan hasil terjemahan dari buku berbahasa inggris. Jika ingin memperoleh
ilmu yang lebih tinggi, tentu buku-buku itu tidak cukup. Buku dan jurnal
berbahasa asing wajib untuk dibaca. Untuk penulis ilmu kimia yang
kurekomendasikan di Indonesia ya profesorku sendiri, Prof. Effendi, beliau
banyak menulis buku tentang kimia anorganik, sudah banyak buku yang beliau
terbitkan mulai dari buku kimia SMA hingga buku kimia tingkat universitas. Materi
kimia yang beliau tulis sangat lengkap dan beliau selalu merevisi buku-bukunya
jika ada kebaruan dalam materi yang ditulis.
2. kajian penelitian yang lebih luas
Selama kuliah di S1, kami hanya mengenal bidang kajian penelitian
kuantitatif. Tetapi setelah kuliah disini, tidak hanya penelitian kuantitatif
tapi juga ada penelitian kualitatif dan di UM jenis penelitian kualitatif sudah
mereka kenal sejak di S1. Waah!!, sedangkan kami baru mengenal apa itu
penelitian kualitatif. Selain bidang kajian, variabel atau aspek yang diukur
pada siswa tidak melulu prestasi belajar saja. Ada berbagai kemampuan siswa yang
bisa kita ukur, seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, kemampuan
argumentasi, penalaran ilmiah dan lain-lain.
Sebagai manusia, kita akan terus belajar sepanjang hayat, sebab
dunia akan terus berubah dan kita butuh ilmu untuk bertahan menghadapi perubahan. Ilmulah yang
akan membimbing kita kepada kebenaran dan mampu membedakan mana yang benar dan
salah. Ilmu juga yang mengangkat derajat kita disisi Allah. Ilmu tak terbatas di tempat perkuliahan dan sekolah, dimanapun kita dapat memperoleh ilmu.Terakhir agar sukses di akhirat dan di dunia kita haruslah memiliki ilmu.
"Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula". (HR. Bukhari dan Muslim)
Komentar
Posting Komentar